Jannah Theme License is not validated, Go to the theme options page to validate the license, You need a single license for each domain name.

Carut Marut Era Sapuan Bupati Mukomuko, Perubahan Apa?

MUKOMUKO, newsikal.com – Mengingat banyaknya permasalahan di Kabupaten Mukomuko saat ini, mulai dari berbagai kasus korupsi, serapan anggaran yang tidak maksimal, MCP dibawah angka minimum, dan semangat ASN pun mulai menurun untuk bekerja.

Hal ini bukan tanpa sebab, padahal seluruh OPD strategis dipimpin oleh keluarga inti Sapuan Bupati Mukomuko. Namun itu tidak terbukti bahwa oknum-oknum pejabat keluarga inti Bupati tersebut, dapat bekerja sesuai harapan.

Era Sapuan Bupati Mukomuko dianggap gagal hampir di seluruh sektor. Mulai dari peningkatan mutu SDM, peningkatan ekonomi berbasis kerakyatan, pengelolaan keuangan, gagal menaikan angka MCP, sehingga tahun ini daerah tidak menerima DID dari pemerintah pusat.

Carut marut lainnya juga dirasakan oleh ASN dilingkup Pemkab Mukomuko, seperti keterlambatan pencairan TTP hingga gaji yang bersifat wajib. Hal ini sontak menjadi perhatian publik, khususnya masyarakat Mukomuko. Dimana Pemkab semakin mengalami kemunduran.

” Melihat fenomena permasalahan ini, yang pertama banyaknya permasalahan hukum, kedua ini juga diakibatkan jarangnya keberadaan Bupati ditempat, dan ketiga ini juga sangat berpengaruh dengan penempatan pejabat yang tidak sesuai dengan keahlian di bidangnya,” ungkap Weri Tri Kusumaria Pemuda Kota Mukomuko.

Hal lainnya juga disampaikan Weri, dari 12 Visi-Misi Bupati Sapuan, 10 diantaranya program unggulan, berjalan ditempat. Hal ini tentu akan menjadi tolak ukur di Pemilu 2024 mendatang, bagi masyarakat Mukomuko.

Juga hal lainnya, seperti pelayanan publik di RSUD Mukomuko, hampir setiap hari mendapat komentar miring dari masyarakat. Mulai dari krisis obat, penanganan pasien tidak sesuai SOP serta banyak permasalahan lainnya.

” Kita melihat koalisi besar dulu, semakin hari semakin berkurang. Khususnya para anggota DPRD yang dulu 70 persen yang mendukung beliau. Inikan suatu tanda bahwa tidak adanya sinergitas dan keharmonisan antara dua lembaga ini,” pungkas Weri. (Adm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

You cannot copy content of this page