Jannah Theme License is not validated, Go to the theme options page to validate the license, You need a single license for each domain name.

Cicip Yuuk!! Ini Rupanya Rasa yang Khas dalam Ikan Pais

BENGKULU, newsikal.com –  Ikan Pais atau juga biasa disebut Pendap ini adalah kuliner khas Bengkulu yang berbahan ikan dan dibungkus dengan daun talas. Jangan tanya rasanya ya, pedas gurihnya menyentuh lidah banget.

Pasti jadi penasaran, apa yang membuat Ikan Pais ini begitu lezat. Yuk kita review!!

Cara memasaknya cukup memakan waktu yang lama yakni berkisar 7-8 jam. Bahan utamanya ikan, lalu dibungkus dengan beberapa lapis daun talas dan daun inilah yang nantinya juga ikut dimakan bersama lauk utama yang terbungkus di dalamnya.

Dapat penjelasan nih dari pedagang Pendap di daerah Tanjung Agung, Jumlatul. Katanya, bahan utama ikannya dilumuri dengan bumbu yang ditambah dengan parutan kelapa. Kemudian dibungkus dengan daun talas beberapa lapis dan masak selama 7-8 jam.

“Kalau dikukusnya sebentar saja, rasanya kurang enak, mudah basi, atau terasa asam. Bahkan daun talas pun akan menyebabkan gatal di lidah,” katanya, Sabtu (02/01/2019).

Dijelaskannya juga, bahan ikannya yang dipilih bukan sembarang ikan. Tapi hanya ikan yang punya sisik, itupun bukan ikan sungai melainkan ikan laut. Wahh, udah kerasa banget nih di lidah.

“Dari nenek moyang kami dulu, ikan yang biasa digunakan ikan laut, ikan yang punya sisik, seperti ikan pinang-pinang, ikan bawal dan masih banyak yang lain. Ikannya harus dipermentasikan dulu paling tidak satu malam, sampai memiliki bau yang menyengat, barulah dilumuri dengan bumbu-bumbu dan parutan kelapa. Kemudian bungkus dengan daun talas, terakhir dibungkus dengan daun pisang, dan di kukus,” terangnya.

Ngomong-ngomong nih, ternyata kuliner khas Bengkulu yang dikenal dengan nama Pendap ini sudah terkenal di Indonesia, banyak Pemebeli yang berasal dari luar seperti Kalimatan dan Jawa.

“Mereka berkunjung ke Bengkulu  membeli oleh-oleh makanan khas Bengkulu untuk dibawa pulang ke tempat mereka,” kata Jumlatul.

Diceritakannya singkat, pendap, yang dulunya daun talas terbuang percuma, karena setiap memasak gulai talas yang dimasak hanya batang dan umbinya saja. Jadi, nenek moyang terdahulu berpikir bagaimana cara memanfaatkan daun talas tersebut.

“Sehingga terciptalah masakan Pendap atau gulai Pendap yang di bungkus lagi dengan daun pisang dan diikat dengan tali mesiang,” demikian Jumlatul bercerita.(cw4)

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

You cannot copy content of this page