Jannah Theme License is not validated, Go to the theme options page to validate the license, You need a single license for each domain name.

Meriahnya Hari Puncak HUT PPNI ke 49 Dihadiri Menteri Kesehatan

JAKARTA, newsikal.com – PERSATUAN Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menginjak usia ke-49 tahun ini. Ketua DPP PPNI Harif Fadhillah mengatakan, pihaknya menargetkan peningkatan jumlah personel, kualitas, dan pemerataan penempatan perawatan di berbagai pelosok Indonesia.

Harif menegaskan pihaknya akan membuat langkah-langkah analisis proyeksi tenaga keperawatan di Indonesia sampai dengan kurun waktu 5 tahun kedepan.

“Proses analisis proyeksi tenaga keperawatan sebenarnya sudah berjalan namun memang saat ini sangat tergantung pada sistem pelayanan di PPNI. Sebagai contoh di Filipina setiap 1.000 penduduk ada 4 perawat, sementara di Jepang setiap 1.000 penduduk ada sekitar 11,8 perawat,” papar Harif Fadhillah, Jumat (17/3).

Jika dibandingkan dengan dua negara tersebut, lanjut Harif, Indonesia jauh tertinggal yaitu sebanyak 2,3 perawat per-1.000 penduduk.

“Nah analisis proyeksi tenaga keperawatan inilah yang sekarang tengah dibidik PPNI untuk ditingkatkan jumlahnya,” imbuh Harif.

Indonesia sebagai negara besar di asia tenggara bahkan asia terlebih dilihat dari populasi atau jumlah penduduk, jelas Harif memang sangatlah kekurangan jumlah tenaga perawat.

Kurangnya jumlah tenaga perawat atau yang biasa disebut dengan suster, lanjut Harif, salah satunya disebabkan oleh faktor pelayanan di Indonesia yang belum menyentuh bebagai sendi kehidupan.

“Jika di Jepang pelayanan keperawatan menyentuh hingga ke berbagai rumah yang berada di pe losok wilayah maupun panti-panti, di Indonesia profesi perawat masih terfokus pada pelayanan di Faskes dan Puskesmas. Itupun tidak semua desa atau kecamatan memiliki Faskes atau Puskesmas dan ini merupakan kelangkaan yang laten,” tegas Harif.

Adapun dari sisi kualitas, Harif menambahkan, peningkatan kualitas perawat di Indonesia menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi PPNI dan terus dibenahi dari hari ke hari, baik secara formal melalui pendidikan keperawatan maupun secara informal melalui pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh organisasi profesi sehingga didapatkan perawat yang kompeten.

Saat ini pasar keperawatan di dunia memang sangat membutuhkan perawat-perawat handal dari berbagai belahan negara dan perawat dari Indonesia juga banyak mendapat tawaran untuk mengisi posisi tersebut.

“Bisa saja perawat Indonesia yang saat ini bekerja sebagai honorer atau tenaga kerja sukarela diberbagai daerah, PPNI berharap para perawat tersebut bisa mencoba mencari pengalaman untuk bekerja sebagai perawat yang dibutuhkan berbagai negara. PPNI tentunya akan meminta dukungan dari pemerintah untuk membuat kebijakan yang mempermudah perawat untuk bekerja diluar negeri,” harap Harif.

Sementara itu, Menteri Kesehatan RI dalam sambutannya menyebutkan, pihaknya akan meningkatkan kualitas perawat.

“Dokter butuh 3 perawat jika operasi. Jadi kalau jumlah perawat sedikit jelas itu akan menahan laju kualitas perawat,” ucapnya.

Selain itu, ia juga menyampaikan, ada niatan Kemenkes untuk membuat beasiswa 2.500 orang, termasuk perawat spesialis.

“Saya minta kepada Pak Ketum Harif untuk merencanakannya juga. PPNI buat program itu nanti kemenkes akan fasilitasi,” cetusnya.

Tak hanya itu, ia ingin perawat melirik pasar internasional. Perawat Indonesia ini sangat dicari, karena perawat paling baik yang menyembuhkan mereka adalah perawat indonesia.

Untuk diketahui, puncak perawatan PPNI ke-49 pada tahun ini digelar di Ballroom Hotel Sultan Senayan Jakarta. Selain dihadiri Menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin, juga dihadiri perwakilan Mendagri dan stokholder lainnya.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

You cannot copy content of this page