Jannah Theme License is not validated, Go to the theme options page to validate the license, You need a single license for each domain name.

Warga Keluhkan Minyak Goreng ke Sefty

BENGKULU, newsikal.com – Reses Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Sefty Yuslinah di sejumlah lokasi di wilayah Kota Bengkulu, mayoritas warga menyampaikan aspirasi persoalan yang “viral” sekarang ini, soal kelangkaan minyak goreng (migor).

Kelangkaan migor yang disampaikan warga kota ini, umumnya berasal dari kaum ibu-ibu rumah tangga. Termasuk juga berasal dari pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) gorengan. Ditambah lagi, Pemerintah terhitung tanggal 16 Maret 2022 lalu, sudah mencabut subsidi migor, sehingga harga semula Rp.14 ribu perliter saat ini di jual sebesar Rp. 25 ribu perliter.

“Di saat harga migor di subsidi,kaum ibu-ibu mengeluhkan sulit untuk mendapatkannya. Tapi, ketika harganya tinggi lagi, lagi-lagi mengeluhkan sulit membelinya, karena memang migor sudah menjadi kebutuhan memasak harian masyarakat,” ungkap Sefty Yuslinah, Jumat, (18/3/2022).

Selain itu Sefty menilai, kelangkaan migor ini karena keberadaan pabriknya di Bengkulu belum ada, meski sebelumnya sempat ada.

Untuk itu politisi PKS ini meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) agar dapat membangunnya di wilayah Provinsi Bengkulu. Terlebih bahan baku khususnya Kelapa Sawit dan Kelapa cukup berlimpah. Bahkan Indonesia merupakan daerah penghasil Sawit terbesar kedua di dunia dan nomor satu di Asia Tenggara.

“Kita dari pihak legislatif akan menyampaikan keluhan masyarakat akan migor ini dalam laporan Rapat Paripurna DPRD Provinsi yang dihadiri pihak eksekutif (Pemprov,red). Bahkan jika perlu mendorong Pemda di Bengkulu bisa mewujudkan adanya pabrik migor, karena permasalahan ini terjadi secara nasional,” jelasnya.

Disisi lain politisi PKS ini menambahkan, aspirasi lain masyarakat juga meminta pemerintah melakukan pembinaan terhadap pelaku UMKM, terutama bantuan permodalan dalam bentuk bantuan pinjaman lunak maupun bantuan hibah.

Mengingat saat ini para pelaku UMKM kekurangan modal dalam hal pemasaran, sehingga sangat mengharapkan partisipasi dari pemerintah.

Termasuk juga soal permintaan perbaikan jalan provinsi dan kota dalam wilayah Kota, yang masih perlu ada pemeliharaannya.(adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

You cannot copy content of this page