Jannah Theme License is not validated, Go to the theme options page to validate the license, You need a single license for each domain name.

Peningkatan Hasil Belajar Sosiologi Melalui Strategi Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas Xll IPS 4 SMA Negeri 7 Kota Bengkulu

OLEH Yosi Imelda, S.Sos. SMA Negeri 7 Kota Bengkulu

BENGKULU, newsikal.com – 

ABSTRACT

Education is the learning of knowledge, skills and habits of a group of people passed down from one generation to the next through teaching, research and training (Wikipedia). Education is a process that is carried out consciously in forming students to achieve their development towards physical and spiritual maturity, and this process is an effort by educators to guide students in a special sense, for example providing encouragement or motivation and overcoming difficulties faced by students. we deny that in carrying out learning activities there are still problems. The problems that are currently being faced in the world of education, especially those faced at SMAN 7 Bengkulu City, are the low learning outcomes of students in the subject of sociology. Based on the pre-survey data, it shows that of the 33 students who achieved the KKM, only 45.45%, of the KKM set for class XII, namely 80. This is proof that the lessons being carried out have not been carried out properly. One of the causes of low student learning outcomes is the lack of use of various strategies or methods so that learning does not go well. So the authors in this study tried to apply the Jigsaw Cooperative Type strategy in sociology lessons in class XII.

This study took the population in class XII and the sample was class XII IPS 4. The research method used in the study was Classroom Action Research (PTK) and the data collection method used in this study was Test as the main tool, Observation, Documentation, and Interview as a complement. Data analysis used is the flow method which includes data reduction, data presentation and drawing conclusions. In this class action research conducted 3 cycles. Which is the result of this study, showing learning outcomes in sociology subjects pre-cycle 45.45%, at the end of cycle I was 66.66%, at the end of cycle II was 78.78% and at the end of cycle III was 90.90% . Experiencing a significant increase so that almost 100% of students complete. Based on the learning results obtained, this shows that the Jigsaw Type Cooperative Strategy can improve the learning outcomes of class XII IPS 4 students.

Keywords: Learning Outcomes, Sociology, Jigsaw Type Cooperative Strategy

ABSTRAK

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, serta kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui pengajaran, penelitian serta pelatihan (Wikipedia). Pendidikan merupakan sebuah proses yang dilakukan secara sadar dalam membentuk anak didik untuk mencapai perkembangannya menuju kedewasaan jasmani maupun rohani, dan  proses ini merupakan upaya pendidik membimbing anak didik dalam arti khusus misalnya memberikan dorongan atau motivasi dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa.Namun tidak dapat kita pungkiri bahwa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran masih saja terdapat permasalahan. Permasalahan- permasalahan yang kini dihadapi di dunia pendidikan khususnya yang di hadapai di SMAN 7 Kota Bengkulu ini adalah rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sosiologi. Berdasarkan data prasurvei menunjukan bahawa dari 33 peserta didik yang mencapai KKM hanya 45,45%, dari KKM yang di tetapkan kelas XII yaitu 80. Ini merupakan bukti bahwa pelajaran yang dilakukan belum terlaksana dengan baik. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik adalah kurangnya penggunaan strategi atau metode yang bervariasi sehingga pembelajaran belum berjalan dengan baik. Maka penulis dalam penelitian ini mencoba menerapkan strategi Koopratif Tipe Jigsaw dalam pelajaran sosiologi di kelas XII.

Penelitian ini mengambil populasi di kelas XII dan yang menjadi sampel adalah kelas XII IPS 4. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes sebagai alat utama, Observasi, Dokumentasi, dan Wawancara sebagai pelengkap. Analisis data yang digunakan adalah metode alur yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan 3 siklus. Yang mana hasil dari penelitian ini, menunjukan hasil belajar pada mata pelajaran sosiologi pra siklus 45,45%, pada Akhir siklus I sebesar 66,66%, pada akhir siklus II sebesar 78,78% dan pada akhir siklus III sebesar 90,90%. Mengalami peningkatan yang cukup besar sehingga mencapai hampir 100% peserta didik yang tuntas. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh hal ini menunjukkan, bahwa Strategi Koopratif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XII IPS 4.

Kata kunci :  Hasil Belajar, Sosiologi , Strategi Koopratif Tipe Jigsaw

 

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah proses secara sadar dalam membentuk anak didik untuk mencapai perkembangannya menuju kedewasaan jasmani maupun rohani, dan  proses ini merupakan upaya pendidik membimbing anak didik dalam arti khusus misalnya memberikan dorongan atau motivasi dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. Namun tidak dapat kita pungkiri bahwa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran masih saja terdapat permasalahan. Permasalahan-permasalahan yang kini dihadapi di dunia pendidikan khususnya yang di hadapi di SMAN 7 Kota Bengkulu ini adalah rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sosiologi.

Pembelajaran sosiologi dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan pemahaman siswa terhadap fenomena kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran sosiologi mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan, metode, dan teknik analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata di masyarakat. Sosiologi adalah studi yang berfokus pada perilaku dan sifat masyarakat. Bagaimana sistem kehidupannya, interaksinya, karakteristiknya, dan perkembangannya dari masa ke masa. Mata pelajaran Sosiologi merupakan bagian ilmu pengetahuan sosial didalam sekolah yang objek kajiannya berkaitan dengan hubungan antara manusia baik itu individu maupun kelompok yang menyangkut dengan berbagai fenomena-fenomena sosial, tipe-tipe lembaga, perubahan, struktur, interaksi, konflik sosial yang ada di masyarakat. Tujuan kajian ilmu-ilmu sosiologi adalah untuk mengungkap pola-pola kehidupan sosial dan interaksi antar manusia di dalamnya. Tujuan dari ilmu-ilmu sosiologi adalah untuk menggambarkan pola dalam pemilihan bakat untuk tindakan sosial dan untuk menganalisis motif tindakan individu dan kelompok. Sebagai ilmu tentang masyarakat, sosiologi mempunyai peranan besar dalam upaya-upaya pemecahan masalah sosial.

Dalam undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan bertambahnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut, tidak terlepas dalam memahami makna pendidikan itu sendiri. Sehingga dalam proses pembelajaran, seorang pendidik senantiasa mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pendidikan, dalam mengembangkan potensi peserta didik.

Dari hasil observasi prasurvei guru mata sosiologi di kelas XII, bahwasanya selama proses belajar mengajar kebiasaan guru menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru, strategi pembelajaran ekspositori berupa metode ceramah dan tanya jawab, jarang menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga proses belajar mengajar di kelas itu yang berakibat pada peserta didik kurang aktif karena hanya mendengarkan saja apa yang di sampaikan oleh guru.  Berdasarkan pada hasil prasurvei observasi guru sosiologi terdapat peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar hanya 11 orang peserta didik dengan persentase 33,33%, sedangkan peserta didik yang belum mencapai ketuntasan terdapat 22 peserta didik dengan persentase 66,66 %, dengan nilai rata-rata 66,36 sehingga membuat peserta didik mendapatkan nilai ulangan yang di bawah KKM yaitu 80, karena guru masih menggunakan strategi pembelajaran ekpositori berupa metode konvensional seperti: ceramah dan tanya jawab. Maka dalam penelitian ini, peneliti akan mencoba menggunakan metode Cooperative Learning tipe jigsaw. Peneliti menginginkan hasil belajar peserta didiknya dapat mencapai hasil yang maksimal. Cooperative Learning berasal dari kata Cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Dalam bahasa Indonesia adalah Cooperative Learning dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif.

Menurut Slavin, Cooperative Learning adalah suatu strategi pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok. Tipe ini dikembangkan oleh Slavin, dan merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi maksimal. Arti jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutkannya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mengambil pola sebuah gergaji (zigzag), yaitu peserta didik melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan peserta didik yang lain untuk mencapai tujuan bersama. Pada dasarnya, dalam jigsaw guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok kooperatif yang terdiri dari 4 orang peserta didik sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap  komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Peserta didik dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi.

Strategi kooperatif tipe Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Peserta didik tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian peserta didik saling tergantung satu dengan yang lainnya dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Berkaitan dengan data lapangan yang berupa data kualitatif dan data kuantitatif serta pengertian strategi maka penulis sangat tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam sebuah penelitian tindakan kelas yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Sosiologi Melalui Strategi Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas XII IPS 4 SMA Negeri 7 Kota Bengkulu”. Maka dari itu dengan adanya penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran Sosiologi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang perubahan sosial serta dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas  XII khususnya kelas XII IPS 4.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena pada penelitian tindakan kelas dapat mengkaji permasalahan pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto,  istilah PTK dalam Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Penelitian ini merupakan kerjasama antara peneliti, guru, siswa, dan pihak sekolah untuk menerapkan kinerja sekolah yang baik. Dengan demikian,  penelitian  tindakan  kelas  merupakan  penyelesaian  suatu  permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran di kelas dan berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto 2010:138), menguraikan bahwa rangkaian penelitian tindakan kelas adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun yang diteliti berkaitan dengan aktivitas belajar peserta didik kemampuan memahami materi-materi pada mata pelajaran sosiologi. Rancangan pemecahan masalah yang dilakukan pada penelitian ini adalah menerapkan tindakan pembelajaran dengan melalui tipe Jigsaw pada kelas XII IPS 4 SMAN 7 Kota Bengkulu.

PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas ini dengan dilaksanakan sebanyak 3 siklus, masing- masing siklus dilaksanakan 4 tahap yaitu (1) Tahap perencanaan, (2) Tahap pelaksanaan, (3) Tahap observasi, dan (4) Tahap refleksi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak 3 siklus pada pembelajaran sosiologi materi tentang perubahan sosial di kelas XII IPS 4,  berjumlah 33 orang siswa terdiri dari 17 orang siswa laki- laki dan 16 siswi perempuan di SMA Negeri 7 Kota Bengkulu, dapat diketahui pada tabel berikut :

Dari hasil analisis data observasi terhadap aktivitas siswa pada proses pembelajaran siklus I, siklus II, dan siklus III yang dilakukan dengan menerapkan metode jigsaw ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik, artinya terjadi peningkatan rata-rata skor pengamatan pada siklus I,  siklus II, dan siklus III. Meningkatnya aktivitas belajar siswa menyebabkan pembelajaran yang dilakukan sudah berjalan dengan baik. Ini dikarenakan adanya perbaikan-perbaikan berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I, dan kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dapat tertutupi pada siklus II. Kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus II, dan kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus II dapat tertutupi pada siklus III. Dengan demikian secara umum proses pembelajaran pada siklus III sudah berjalan sebagaimana mestinya. Analisis persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I, II dan III dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

Data di atas menunjukan terjadinya peningkatan ketuntasan belajar pada siklus I, Siklus II dan siklus III. Peningkatan yang didapat sudah mencapai tingkatan ketuntasan belajar khususnya pembelajaran sosiologi, dijelaskan bahwa seorang dari yang telah ditetapkan dalam pedoman pelaksanaan proses siswa tersebut telah memperoleh nilai dari yang telah ditetapkan. Meningkatnya ketuntasan belajar siswa dengan menerapkan metode jigsaw, dimana siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran artinya pembelajaran dengan menerapkan metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi siswa, siswa lebih mampu menerima materi yang disampaikan dan tercapainya suatu tujuan yang diinginkan. Karena metode jigsaw ini mudah di pahami oleh siswa dan mempermudah siswa dalam memahami materi tentang perubahan sosial.

Berdasarkan uraian yang telah dikembangkan di atas dapat dinyatakan bahwa penerapan metode jigsaw sangat efektif dalam meningkatkan prestasi siswa. Karena metode jigsaw mudah di pahami oleh siswa dan mempermudah siswa dalam memahami materi tentang perubahan sosial. Pembelajaran kooperatif jigsaw adalah sebuah model pembelajaran kooperatif yang menitik beratkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Seperti yang diungkapkan Lie bahwa pembelajaran kooperatif jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai enam orang secara heterogen, dan siswa saling bekerjasama saling ketergantungan positif dan bertanggungjawab secara mandiri. Sedangkan Sudjana mengemukakan, beberapa siswa dihimpun dalam satu kelompok terdiri dari 4-6 orang. Jumlah yang paling tepat menurut hasil penelitian Slavin adalah hal itu dikarnakan kelompok yang beranggotakan 4-6 orang lebih sepaham dalam menyelesaikan suatu permasalahan dibandingkan dengan kelompok yang beranggotakan 2-4 orang. Aronson telah mengembangkan suatu strategi pendidikan, yaitu pendekatan jigsaw direncanakan untuk menggunakan metode pembelajaran di kelas.

Adapun beberapa pendapat para ahli tentang pengertian tindakan kelas, yaitu sebagai berikut : (1) Kurt Lewin: pengertian tindakan adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. (2) Kemmis dan Mc.Taggart : penelitian tindakan adalah suatu bentuk self- ingquiry kolektif yang dilakukan para parsitipan di dalam situasi sosial untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan, serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktik dan situasi dimana praktik itu dilaksanakan. (3) Ebbut dalam Hopkins: penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan  tindakan-tindakan  dalam  pembelajaran,  berdasarkan  refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode jigsaw dalam pembelajaran sosiologi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPS 4 di SMA Negeri 7 Kota Bengkulu. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dari siklus I, siklus II dan siklus III, setelah dilaksanakannya proses belajar mengajar di SMA Negeri 7 Kota Bengkulu.

Adapun peningkatan hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat dari peningkatan nilai siswa pada tiap siklus. Nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 76,21 dengan persentase ketuntasan 66,66%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 82,27 dengan persentase ketuntasan 78,78%. Dan pada siklus III nilai rata-rata siswa 87,72 denga persentase ketuntasan 90,90%. Serta pada hasil observasi guru maupun siswa terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosda Karya.

Agus Suprijono. 2009-2014, Cooperative Learning: teori dan Aplikasi PAIKEM

Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. PT Fajar Interprat Mandiri.

Anas Sudijono. Pengantar Statistik pendidikan. Jakarta Rajawali Pers, 2010.

Arikunto, dkk. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta : Rineka    Cipta.

Asri Budiningsih, 2012. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Zainal dkk. 2011. Penilaian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SMP, SMA danMA ,Cv. Bandung : Yarama Widya.

Brinkerhoff, D. B., & White, L. K. (2010). Pengantar Sosiologi Politik. In. Damsar. Jakarta: Kencana.

Djamarah Syaiful Bahri, Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :Reneka cipta.

Gagne. Robert M, 1989. Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran. (terjemah Munandir). PAU Dirjen Dikti Depdikbud. Jakarta.

Hasibuan, dkk. 199. Prinsip Belajar Mengajar : Keterampilan Dasar Pengajaran Mikro, Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Isjoni. 2009. Cooperative Learning (Mengembangkan KEMAMPUAN Belajar  Berkelompok). ALFABETA.

Jamil Suprihatiningrum. 2016. Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi. AR-RUZZ Media.

Jarolimek, Jhon, and Ennis, Robert H . 1986. Social Studies In Elementary Education, new york : macmilan publishing company.

Jihad, Asep. Haris, Abdul.2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Prassindo.

Kunandar. 2013. PENILAIAN AUTENTIK (penilaian hasil belajar peserta didik berdasarkan kurikulum). Jakarta Rajawali Pers.

Kusnandar. …….. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Perkembangan Propesi Guru. Jakarta : Rajawali.

Nasution. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jemmars. Bandung:PT. Rineka Cipta.

Nawawi Hadari, 1998. Lingkungan Belajar. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Nawawi, Hadari. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah. Mada University Press.

Robert E. Slavin. Cooperative Learning : theory, researchand practive (London:Allymand Bacon, 2005), h-16.

Sardiman, A.M. 2014, Intraksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.h-16

Sudiman.1990. Media Pendidikan : Pengertian, Pengebangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali.

Sudjana, dkk. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Rosda.

Soekanto Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo. Persada.

Sunal dan Hans (2002) Cooperative Learning, dalam Suyanto (2013) Menjadi guru professional. Erlangga. Page 2. 105.

Suprijono Agus. 2009. Cooperative Learning, Yogyakarta:  Petaka Pelajar.

https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan

——- 2003. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta (red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

You cannot copy content of this page