Jannah Theme License is not validated, Go to the theme options page to validate the license, You need a single license for each domain name.

Pembentukan dan Pemberdayaan Kader Kampung Tradisional Komplementer Dalam Pemanfaatan Toga di Desa Kampung Delima

Ditulis Oleh : Eva Susanti, SST. M.Keb, Wenny Indah Purnama Eka Sari, SST. M.Keb, Indah Fitri Andini SST, M.keb Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Terdapat berbagai masalah kesehatan yang terjadi di Indonesia diantaranya masih tingginya angka kesakitan balita dan anak. Berdasarkan data anak berusia 0-4 tahun memiliki persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan cukup tinggi yaitu sebesar 34,92%.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 sebanyak 31,4% masyarakat memanfaatkan pelayanan Kesehatan tradisional dan 12,9% melakukan upaya Kesehatan tradisional sendiri. Sebanyak 48% Kesehatan tradisional yang dimanfaatkan berupa ramuan jadi dan 31,8% berupa ramuan buatan sendiri.

Program ini diharapkan dapat mensiasati masalah kesehatan pada desa mitra adalah  masih tingginya masalah kesehatan dan tingginya kepercayaan pengobatan Tradisional dan  ramuan-ramuan herbal secara turun temurun dalam mengobati penyakit dan masalah kesehatan, akan tetapi sampai saat ini pengolahan dan pemanfaatnya masih belum optimal dimasyarakat. Hasil survey awal pada lokasi mitra, ada beberapa program yang belum terlaksana seperti pembinaan TOGA, pembinaan pengobatan tradisional dengan menggunakan tanaman obat.

Pelatihan pemanfaatan TOGA pada kader Posyandu

Pemanfaatan Tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai obat tradisional menjadi salah satu program pemerintah. Pemanfaatan obat tradisional tersebut sebagai upaya dalam mengatasi masalah kesehatan ringan dimasyarakat, untuk pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan kesehatan termasuk pada kedaruratan masyarakat seperti bencana Nasional Coronavirus diseas 2019.

Oleh karena itu Institusi Pendidikan Poltekkes Kemenkes Bengkulu melalui salah satu kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dengan dukungan dari pemerintah daerah dan tenaga kesehatan di wilayah setempat diharapkan dapat membantu memfasilitasi masyarakat dengan mengintegrasikan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Pembentukan dan Pemberdayaan Kader Kampung Tradisional Komplementer dalam Pemanfaatan TOGA di Desa Kampung Delima. Ini merupakan wilayah binaan Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Kebidanan Prodi D3 Kebidanan Curup.

Pelaksanaan kegiatan pengabdian terhadap kader

Lokasi kegiatan di wilayah Desa Kampung Delima, waktu pelaksanaan dari bulan Juli-November 2023. Sasaran kegiatan yaitu kader kesehatan dan masyarakat Desa Kampung Delima.

Metode kegiatan dilakukan dengan tahapan melakukan kerjasama lintas sektoral, penandatanganan komitmen dukungan, persiapan pembentukan kader kampung tradisional sehat, edukasi terhadap kader, meliputi pendidikan, pelatihan, demo, pendampingan dan penyerahan taman obat keluarga percontohan, monitoring hasil edukasi pada kader tes pre tes dan post tes pelatihan, pendampingan dan pemantauan kader pada keluarga dalam meningkatkan pengetahuan  Tanam Obat Keluarga serta evaluasi pelaksanaan kegiatan  pengabdian terhadap kader dengan mengukur kemampuan pendampingan dan hambatan.

Tim kegiatan terdiri dari dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu yaitu Eva Susanti, SST,M.Keb sebagai ketua dan anggota Wenny Indah Purnama Eka Sari, SST,M.Keb, dan Indah Fitri Andini, SST,M.Keb serta mahasiswa Jurusan Kebidanan. Mitra kegiatan adalah Kepala Desa Kampung Delima, bidan koordinator, bidan desa di Desa Kampung Delima.

Hasil kegiatan berupa mampu meningkatkan pengetahuan kader baik dari sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil ini telah sesuai harapan dari pengabdian Masyarakat. Peningkatan pengetahuan ini menjadi hal penting dalam pemberdayaan masyarakat. Pelatihan akan bermanfaat dalam peningkatan pemahamann dan keetrampilan kader dalam bidang tanaman obat keluarga.

Setelah pembentukan dan pelatihan Kader kampung tradisional komplementer ini telah dilakukan pemantauan secara berkala. Akan tetapi di waktu mendatang perlunya dilakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala  dengan melibatkan unsur masyarakat, pemerintah desa dan Pembina teknis. Sehingga kegiatan yang telah ada dapat berjalan secara berkesinambungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

You cannot copy content of this page