Jannah Theme License is not validated, Go to the theme options page to validate the license, You need a single license for each domain name.

Pemberdayaan Peran Kader Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir dengan Mengoptimalkan Pelayanan Komplementer

Ditulis Oleh: Kurniyati, SST, M.Keb, Lydia Febrina, SST, M.Tr.Keb,  Yenni Puspita  SKM, MPH Dosen Kebidanan Poltekkes kemenkes Bengkulu

Anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena anak merupakan kelompok yang rentan. Hal ini yang menjadi alasan pentingnya upaya kesehatan pada anak menjadi ssalah satu prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia. Peraturan Menkes RI No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi sehingga perlu dilakukan upaya kesehatan anak secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

Salah satu tujuan upaya kesehatan anak adalah menjamin kelangsungan hidup anak melalui upaya menurunkan angka kematian bayi baru lahir, bayi dan balita. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan AKN sebesar 15 per 1.000 KH, AKB 24 per 1.000 KH, AKN belum mencapai Target Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) 2030 yaitu diharapkan AKN dapat mencapai target 12/1.000 KH.

Masa neonatal (0-28 hari) terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem, yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal, sehingga memerlukan berbagai upaya dalam kesehatan untuk mengendalikan resiko pada masa neonatal (Kemenkes RI, 2021).

Kader memiliki peran penting dalam perawatan bayi baru lahir,  karena kader mempunyai peran sebagai penggerak masyarakat, penyuluhan, dan pemantauan. Dengan pendidikan kesehatan yang diberikan secara bertahap dan berulang sangat efektif dalam memberikan pemahaman yang benar pada kader sehingga mampu merubah konsep berfikir seseorang ke arah perubahan perilaku yang lebih baik dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal, terutama  dalam menekan angka morbiditas pada bayi, peningkatan kesehatan dan kesejahteraan ibu serta bayi. Kader juga merupakan bagian dari masyarakat sehingga akan lebih mudah diterima dalam memberikan informasi.

Paradigma pelayanan kebidanan saat ini telah mengalami pergeseran. asuhan kebidanan dilaksanakan dengan mengkombinasikan pelayanan kebidanan konvensional dan komplementer, serta telah menjadi bagian penting dari praktek kebidanan.

Pemberian pelayanan kesehatan berbasis pengobatan komplementer, penyelenggaraanya telah diakui di Indonesia dan diatur dalam Kepmenkes RI No. 15 Tahun 2018 tentang  penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional komplementer. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian pelayanan kesehatan diantaranya yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi baru, pergeseran nilai pada masyarakat, aspek legal dan etik, ekonomi, dan politik.

Budaya dan tradisi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam pelayanan Kesehatan ibu dan anak. Tradisi dan budaya mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi dan status kesehatannya. Pelayanan komplementer dilakukan berdasarkan hasil evidance based, mudah diterima oleh masyarakat karena pelayanan tersebut merupakan bagian dari tradisi yang ada dimasyarakat.

Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Pemberdayaan Peran Kader meliputi pengetahuan dan keterampilan tentang Perawatan Bayi Baru lahir Dengan Mengoptimalkan pelayanan komplementer di Desa Kampung Delima Kabupaten Rejang Lebong, dengan khalayak sasaran adalah kader kesehatan.

Pelaksanaan pelatihan pelatihan kader Kesehatan pada tanggal 22-23 oktober 2023. Dengan materi tentang perawatan bayi baru lahir dengan mengoptimalkan pelayanan komplementer meliputi, perawatan bayi baru lahir, pijat bayi dan upaya komplementer untuk  memperbanyak ASI. Dilanjutkan demonstrasi cara menyusui yang benar, cara memandikan bayi dan perawatan tali pusat dengan topikal ASI, serta pijat bayi. Selanjutnya dilakukan pendampingan kader dalam melakukan penerapan lansung di masyarakat terhadap perawatan bayi baru lahir dengan mengoptimalkan pelayanan komplementer.

Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader Kesehatan dalam perawatan bayi baru lahir dengan mengoptimalkan pelayanan komplementer, dimana kader mampu memberikan edukasi dan mengajarkan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar, memandikan bayi dan perawatan tali pusat dengan topikal ASI serta pijat bayi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

You cannot copy content of this page